Selasa, 14 Juni 2011

Asuhan Keperawatan Hipotiroid

1. Definisi
Hipotiroidime merujuk pada kondisi yang dikarakteristikakan oleh tak disekresikannya hormon-hormon tiroid. Ini dimanifestasikan dengan pelambatan semua fungsi tubuh dan mental secara umum (Barbara:568).
Hipotiroidime merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjdai akibat kadar hormon tiroid dibawah nilai optimal (Brunner&Suddarth:1299).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid . (Hotma Rumahorbo S.kep,1999)
2. Tipe Ada beberapa tipe hipotiroidime :
a. Hipotiroidime primer (tiroidal)
Hipotiroidime primer (tiroidal) ini mengacu kepada difungsi kelenjer tiroid itu sendiri. Lebih dari 95% penderita hipotiroidime mengalami hipotiroidime tipe ini.
b. Hipotiroidime sentral (hipotiroidime sekunder/pituitaria)
Adalah disfungsi tiroide yang disebabkan oleh kelenjer hipofisis, hipolatamus, atau keduanya.
c. Hipotiroidime tertier (hipotalamus)
Ditimbulkan oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidak adikuat aktibat penurunan stimulasi TRH.
d. Kretinisme
Adalah difisiensi tiroid yang diderita saat lahir. Pada keadaan ini, ibu mungkin juga menderita difisiensi tiroid.
e. Miksedema
Adalah penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan supkutan dan intersisial lainnya. Meskipun meksedema terjadi pada hipotiroidime yang sudah berlangsung lama dan bera, istilah tersebut hanya dapat digunakan untuk menyatakan gejala ekstrim pada hipotiroidime yang berat (Brunner&Suddarth:1300).
3. Etiologi
Penyebab hipotiroidime yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah tiroiditis otoimun (tiroiditis hashimoto), dimana sistem imun menyerang kelenjer tiroid. Gejala hipertiroidime dan kemudian dapat diikuti oleh gejala hipotiroidime dan miksedema.
Hipotiroidime juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid. Kejadian ini paling sering ditemukan pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin sering menjadi penyebab hipotiroidime pada lansia laki-laki. Karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid diajurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi tersebut (Brunner&Suddarth:1300).
Penyebab hipotiroidime yang lain :
a. Tiroidtis limfositik kronik (tiroiditis hashimoto)
b. Atrofi kelenjer tiroid yang menyertai proses penuaan
c. Terapi untuk hipertiroidime:
1) Lodium redioaktif
2) tiroidektomi
d. Obat-obatan:
1) Litium
2) Senyawa iodium
e. Radiasi pada kepala dan leher untuk penanganan kenker kepala dan leher, limfoma
f. Penyakit infiltratif pada tiroid (amiloidosis,skleroderma)
g. Defisiensi dan kelebihan iodium
(Brunner&Suddarth:1300)
4. Tanda dan gejala
Tanda dan Gejala lain nya :
• rasa capek
• intoleransi trhadap dingin
• kulit terasa kering
• bicara lamban
• muka seperti bengkak
• rambut alis mata lateral rontok
• dimensia
• dispnea
• suara serak
• otot lembek
• depresi • obtipasi
• edema ekstremitas
• kesemutan pendenagaran kurang
• anoreksia
• nervositas
• kuku mudah patah
• nyeri otot
• menorrahgia
• nyeri sendi
• angina pektoris
• dismenore
• eksolfamos
Tanda klinik
• kulit kering
• gerak lamban
• edema wajah
• kulit dingin
• fase relaksasi refleks acchilles menurun
• biacara lamban
• lidah tebal • suara serak
• kulit pucat
• otot lembek, kurang kuat
• obesitas
• endema ferifer
• bradikardi
• suhu rendah

5.Manifestasi Klinis
• Edema periorbita
• wajah seperti bulan ( moon face ) wajah kasar
• suara serak
• pembesaran leher
• lidah tebal
• sensitifitas terhadap opioid dan transkuilizer meningkat
• ekspresi wajah kosong, lemah
• haluan urine menurun
• anemi
• mudah berdarah
6. Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999)
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan T3 dan T4 serum
 Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid
2. Pemeriksaan TSH
 Diproduksi kelenjar hipofise merangsang kelenjar tiroid untuk membuat dan mengeluarkan hormon tiroid. Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat dicurigai penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara pasien hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat menyingkirkan penyakit tiroid primer.
 Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid.
3. Pemeriksaan USG dan scan tiroid
 Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan nodul.
(Hotma Rumahorbo, 1999)
8. Pentalaksanaan
Tujuan primer penatalaksaan hipotioidisme adalah memulihkan metabolisme pasien kembali kepada keadaan metabolik normal dengan cara mengganti hormon yang hilang. Levotiroksin sintetik (Synthroid atau Levothroid) merupakan preparat terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter nontoksik.
Yang perlu diperhatikan adalah :
a. Dosis awal
b. Cara menaikan dosis tiroksin
Tujuan pengobatannya :
a. Meringankan keluhan dan gejala
b. Menormalkan metabolisme
c. Menormalkan TSH
d. Membuat T3 dan T4 normal
e. Menghindari komplikasi dan resiko
Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksakanan subsitusi:
a. Makin berat hipotiroidisme, makin rendah dosisi awal dan makin landai meningkatan dosis.
b. Geriatri dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati.
Tiroksin dianjurkan minum pagi hari dalam keadaan peru kosong dan tidak bersama bahan lain yang menggangu serapan usus. Contohnya pada penyakit sindrom malabsorsi, short bowel sindrome, sirosis, obat (sukralfat, alluminium hidroksida, kolestiramin, formula kedele, sulfat, ferosus, kalsium kalbronat dll) ( Aru W. sudoyo:1939).
Penatalaksanaan medis umum lainnya :
a. Farmakoligi:
- Penggantian hormon tiroid seperti natrium levotiroksin(synthoroid), natrium liotironin (cytomel).
b. Diet rendah kalori (Barbara Endang:569)

ASUHAN KEPERAWATAN
HIPOTIROID
1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dll.
b. Keluhan utama : sesak nafas, sulit menelan, pembengkakan pada leher, pasien nampak gelisah, tidak mau makan
c. Riwayat kesehatan sekarang :
- rasa capek
- intoleransi terhadap dingin
- kulit terasa kering
- bicara lamban
- dimensia
- dispnea
- suara serak
- sulit menelan
- gangguan haid : menorrhagia dan amenore
- rambut rontok dan menipis
- kulit tebal karena penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan sub cutan
- pasien sering mengeluh dingin walaupun dalam keadaan hangat
d. riwayat kesehatan dahulu :
- riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium
- riwayat pembedahan atau preparat antitiroid
- riwayat Penyakit infiltratif pada tiroid
- riwayat kekurangan iodium
e. riwayat kesehatan keluarga :
- tidak ada anggota keluarga yang sakit.
f. Pemeriksaan fisik:
1. Sistem integumen seperti kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
2. Sistem pulmonari seperti hipoventilasi, pleural efusi, dispnea
3. Sistem kardiovaskular seperti bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap aktifitas menurun, hipotensi.
4. Metabolik seperti penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin.
5. Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan reaksasi otot yang melambat.
6. Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom.
7. Gastrointestinal seperti aanoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.
8. Sistem reproduksi, pada wanita: perubahan menstruasi seperti amenore atau masa menstruasi yang memanjang, infertilitas, onovulasi dan penurunan libido. Pada pria: penurunan libidi dan impotensia.
9. Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku maniak(Hetma:52).
g. Pemeriksaan Penunjang :
- T3 dan T4 serum
Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid
- Pemeriksaan TSH
Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat dicurigai penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara pasien hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat menyingkirkan penyakit tiroid.
Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid.
- Pemeriksaan USG
Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan nodul.
h. Analisa data:
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik sebagai akibat oftalmopati
Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom.
2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, hipotensi.
Data yang didapat : bradikardi
Disritmia
Pembesaran jantung
Hipotensi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme, napsu makan menurun.
Data yang didapat : anoreksia
Obtipasi
Distensi abdomen
Hemoglobin menurun
Dingin,pucat,kering,bersisik dan menebal
Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
4. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang menurun, dispnea.
Data yang didapat : hipoventilasi
Dispnea
Efusi pleural


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik sebagai akibat oftalmopati
2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, hipoventilasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme: napsu makan menurun.

3. INTERVENSI
Dx 1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik sebagai akibat oftalmopati
Tujuan : klien tidak mnegalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi trauma/cedera pada mata
Intervensi ;
1. Anjurkan pada klien bila tidur dengan posisi elevasi kepala
2. Basahi mata dengan borwater steril
3. Jika ada photophobia, anjurkan klien mengguanakan kacamata rayben
4. Jika klien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi
5. Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya dokter memberikan oabat-obat untuk mengurangi edema seperti steroid dan diuretik.
Dx 2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, hipoventilasi.
Tujuan : fungsi kardiovaskuler tetap optimal ditandai dengan tekanan darah,irama jantung dalam batas normal.
Intervensi :
1. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk mengindikasi kemungkinan terjadinya gangguan hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan haluaran urine dan perubahan status mental.
2. Anjurkan klien untuk memberitahu perawat segera bila klien mengalami nyeri dada, karena pada klien dengan hipotiroid kronik dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.
3. Kolaboras pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejal-gejal.
Oabat yang sering diguanakn adalah levotyroxine sodium.
Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispnea. Pada dosis awal pemebrian obat biasanya dokter memberikan dosis minimal yang ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3 minggu sampai diemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
4. Ajarkan kepada klien dan keluarga cara pengguaan obat serta tanda-tanda yang harus diwaspai bila terjadi hipertiroid akiabt penggunaan oabt yang berlebihan.
Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme: napsu makan menurun.
Tujuan : nutrisi klien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan bertambah,tekstur kulit baik.
Intervensi :
1. Dorong peningkatan asupan cairan
2. Berikan makanan yang kaya akan serat
3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan
4. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah dirumuskan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dengan menggunakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Dalam melaksanakan keperawatan, haruslah dilibatkan tim kesehatan lain dalam tindakan kolaborasi yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan serta berdasarkan atas ketentuan rumah sakit.
5. EVALUASI
tingkat keberhasilan dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Dari rumusan seluruh rencana keperawatan serta impelementasinya, maka pada tahap evaluasi ini akan difokuskan pada :
1. Apakah jalan nafas pasien efektif?
2.Apakah pasien telah mengerti tentang proses penyakitnya serta tindakan perawatan dan pengobatannya?
3. Apakah kebutuhan nutrisi pasien telah terpenuhi?
4. apakah tekanan darah, detak dan irama jantung pasien normal?
5. apakah integritas kulit pasien baik?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar